Leicester - Leicester City di ambang juara Premier League musim ini. Filosofi sang manajer, Claudio Ranieri, telah mendekatkan The Foxes untuk meraih trofi.
Leicester menunjukkan konsistensi musim ini. Di awal musim penampilan apik mereka disebut-sebut sebagai kejutan. Hingga kemudian kejutan demi kejutan itu menjadi sebuah laju yang bertahan sampai pekan-pekan terakhir.
Leicester kini mendiami puncak klasemen dengan jarak tujuh poin dari Tottenham Hotspur yang ada di urutan kedua. Apalagi jika dibandingkan laju mereka sendiri di musim lalu. Leicester meroket. Di pekan yang sama Leicester ada di urutan ke-17.
Ranieri menyebut tak mempunyai resep rahasia untuk membangunkan 'Si Rubah' sampai seganas ini. Dia hanya punya cara-cara yang dinilainya sederhana.
"Menurut saya sangat penting untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaik masing-masing pemain dan menyatukannya dalam tim. Sepakbola adalah permainan 11 orang. Sebuah tim diwakili 11 pemain itu, tapi tidak tahu berapa di antara mereka yang nyambung satu sama lain. Sementara sebelas pemain kami yang ada di tengah lapangan terhubung satu sama lain. Itulah kuncinya," kata Ranieri seperti dikutip Leicester Mercury.
"Sangat penting untuk menemukan solusi buat masing-masing pemain. Seperti itulah ide saya soal sepakbola. Saya menginginkan permainan dengan mengutamakan penguasaan bola, tapi pemain saya tidak menyukainya. Lantas kenapa saya malah menekan para pemain? Saya senang dengan counter attack tapi kalau saya tak mempunyai pemain yang bisa bermain counter attack kenapa saya memaksa untuk memainkan tipe permainan seperti itu?
"Cukup penting untuk mengetahui apa yang bsia dilakukan tim dan Anda tinggal memberikan solusi paling tepat. Saya lihat siapa saja pemain di tim ini dan apa kekuatannya. Saya kombinasikan kedua hal itu menjadi poin kekuatan tim ini. Kalau saya tak mempunyai striker yang cepat saya tak akan memainkancounter attack, tapi pilih cara lain.
"Saya menyajikan cara-cara berbeda saat menangani Roma dan AS Monaco. Saat menangani timnas Yunani saya juga tak menggunakan dua cara di tim itu," tutur Italiano itu.
Menilik statistik Leicester termasuk tim yang lemah dalam ball possession. Mereka ada di urutan ketiga dari bawah di antara tim-tim liga Inggris dengan rataan ball possession 44,8%. Leicester juga rendah dalam umpan akurat, dengan ada di peringkat kedua juga dari bawah dengan persentase 70,1% alias hanya 0,1% lebih bagus ketimbang West Bromwich Albion.
"Sepakbola itu amat terbuka, bukan cuma menjaga ball possession atau membuat umpan akurat," ucap pria berambut putih itu.
"Tentunya kami bukannya bersih dari kesalahan. Kami tetap membuat kesalahan karena kami bermain dengan kecepatan 100mph. Sulit untuk tak membuat kesalahan dengan bermain 100mph. Tak penting soal bikin kesalahan itu, tapi yang penting adalah berapa banyak Anda menciptakan peluang gol dan berapa gol yang dicetak. Itulah filosofi saya," tutur dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar